Minggu, 5 Okt 2025
Komunitas LiterasiNasional

Gelaran “Bridge of Words”: Peduli Literasi Anak Jalanan

“Bridge of Words” resmi diluncurkan pada Minggu (10/8/2025) di Gedung de Javasche Bank, Surabaya. Inisiatif ini merupakan bentuk nyata dari kepedulian generasi muda terhadap isu literasi anak jalanan dan menjadi bukti bagaimana ide-ide perubahan dapat lahir dari ruang kecil, lalu tumbuh dalam jejaring global, untuk kembali ditanamkan di tanah sendiri.

Proyek ini diprakarsai oleh Azkarana Rectaversa Almadira, pelajar kelas 12 SMA Negeri 1 Sidoarjo, yang baru saja pulang mewakili Indonesia dalam Asian Girls Campaign (AGC) 2025 di Taiwan.

Gelaran ini adalah sebuah forum internasional yang mempertemukan 10 perempuan muda terpilih dari 10 negara Asia (Indonesia, Malaysia, Kyrgizstan, Kazakhstan, Vietnam, Taiwan, Myanmar, Philipina, Pakistan, dan Srilanka) untuk merancang solusi sosial berbasis Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) melalui pendekatan project-based learning selama satu pekan penuh.

Selama berada di Taiwan, Rana (demikian biasa ia dipanggil) mengikuti rangkaian pelatihan intensif berbasis PBL (Project-Based Learning) yang mencakup pengembangan driving question, teknik design thinking, formulasi problem tree, serta pendekatan stakeholder mapping dan sustainability planning.

Selain itu, peserta juga mendapatkan pembekalan dari mentor sebuah platform digital global dan korporasi consumer good global berpengaruh, sesi cross- cultural awareness, dan lokakarya isu gender bersama lembaga The Garden of Hope Foundation.

Melalui metode ini, setiap peserta tidak hanya diminta memahami isu sosial yang mereka angkat, tetapi juga dimampukan menyusun proyek konkret yang terukur dan kontekstual untuk diterapkan di negara asal masing-masing.

Dari proses tersebut, “Bridge of Words: Movement for Literacy Empowerment of Street Children in Surabaya” menjadi lebih tajam. Ini adalah sebuah proyek literasi yang menjangkau lebih dari 210 anak dari komunitas Save Street Child Surabaya. Kegiatan ini akan dilaksanakan setiap akhir pekan di lima titik utama kota Surabaya, yaitu:

1. JMP – de Javasche Bank (10 Agustus 2025)

2. Tidar – Jl. Blauran, Sawahan (24 Agutus 2025)

3. Ambengan – Taman Paliatif, Tambaksari (31 Agustus 2025)

4. Gemblongan – Gg. Gemblongan VI, Bubutan (7 September 2025)

5. Makam Rangkah – Jl. Kenjeran 113 A (14 September 2025).

Di setiap titik, anak-anak akan mengikuti serangkaian kegiatan interaktif seperti story mapping, kuis analisis cerita, sesi motivasi, serta latihan menggambarkan alur tokoh, konflik, dan penyelesaian cerita secara visual dan menyenangkan.

Kegiatan ini tidak hanya mengajarkan membaca dan menulis, tapi juga membangun keberanian anak-anak untuk berpikir kritis, bertanya, dan mengekspresikan pendapatnya secara terbuka.

Rana menjelaskan bahwa model pembelajaran yang diterapkan menggabungkan stimulasi visual, diskusi kelompok, dan permainan kuis sebagai metode untuk menumbuhkan rasa percaya diri anak-anak.

“Kita tidak bisa menyuruh anak suka membaca hanya dengan buku. Kita harus hadir sebagai jembatan antara cerita dan rasa aman,” ungkapnya.

Atas kontribusinya dalam mengangkat isu literasi dan dedikasinya sebagai pelajar yang aktif berprestasi di level nasional maupun internasional, Rana terpilih sebagai salah satu pelajar berprestasi Jawa Timur 2025. Ia menerima penghargaan langsung dari Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun ini.

Bridge of Words sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDG) 4 (Pendidikan Berkualitas), SDG 10 (Mengurangi Kesenjangan), dan SDG 17 (Kemitraan untuk Tujuan), di mana Rana telah membangun kolaborasi dengan komunitas Save Street Child Surabaya (SSCS), Bibabuku, dan Kumpul Dongeng.

Dirinya juga mengajak teman-teman SMA-nya sebagai relawan, serta melibatkan pendamping dari komunitas-komunitas tersebut. Dalam project ini, bergabung juga Vania Winola seorang influencer pendidikan level nasional.

Mahasiswi Unair yang punya 1,3 juta follower di Instagram ini juga dikenal sebagai content creator, penyanyi, komposer, penulis buku, peserta Clash of Champion, dan Duta SMA Nasional. Vania akan jadi mentor dalam sesi motivasi.

Dengan pendekatan yang kuat secara personal, namun terstruktur secara sosial, proyek ini tidak hanya menggerakkan hati, tapi juga menciptakan ekosistem pembelajaran yang hidup dan memberdayakan.

Bridge of Words berangkat dari pengalaman mengikuti program di Taiwan dan diterapkan secara sederhana di Surabaya. Rana merancang kegiatan literasi yang bisa dijalankan bersama komunitas, dengan format yang mudah diikuti dan disesuaikan dengan kebutuhan anak-anak di lapangan.

Dalam bagian lain, Rana juga mengucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuan sejumlah pihak sehingga project ini bisa dilaksanakan: Pemprov Jawa Timur, Pemkot Surabaya, Pelindo Multi Terminal, Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Jawa Timur, Lazisnu Jawa Timur, J-One, dan Depot Sedap Melati.

sumber: https://rri.co.id/surabaya/iptek/1759702/gelaran-bridge-of-words-peduli-literasi-anak-jalanan



Baca Juga